Erau Kota Raja menceritakan
tentang seorang jurnalist asal Jakarta yang bernama Kirana, dia datang ke Kutai
Tenggarong untuk meliput tentang budaya, alam dan kehidupan sosial disana.
Liputannya bertepatan dengan pesta adat Erau yang merupakan pesta terbesar di
daerah Kutai. Seperti film Indonesia lain yang dibumbui dengan adegan
percintaan, film inipun tidak luput dengan adegan percintaan segi empat. Kirana
yang menganggap pekerjaannya lebih penting dari jodoh berusaha mengabaikan
Donnie yang jelas-jelas menganggap Kirana special. Donnie yang merupakan
personil band rela menyusul Kirana dari Jakarta sebelum konsernya hanya untuk
memberikan tiket konser VVIP langsung kepada Kirana namun ditolak dengan alasan
masih ada sesuatu yang harus diliputnya. Di sisi lain, Kirana mulai menunjukkan
ketertarikannya pada seorang pemuda lokal yang bernama Reza. Reza adalah
seorang sarjana kedokteran yang bekerja sebagai koordinator kebudayaan di
daerahnya. Ibunya selalu memaksa Reza bekerja di rumah sakit di kota, namun
Reza bersikukuh ingin tinggal di desanya untuk tetap menjaga kebudayaan yang
mereka miliki. Reza yang hanya tinggal berdua dengan ibunya ternyata sudah
dijodohkan dengan gadis pilihan ibunya yaitu Aliya. Ibu Reza sangat menentang
hubungan Reza dengan Kirana, sehingga dengan berbagai cara berusaha menjauhkan
Reza dengan Kirana termasuk menyuruh Kirana tidak lagi menemui Reza secara
langsung. Tidak seperti film pecintaan lainnya, film ini tidak mengambil ending
yang berbahagia. Ending dari film ini adalah Kirana yang kembali ke Jakarta
karena menyadari bahwa Reza lebih memprioritaskan ibunya dan Reza yang melepas
kepergian Kirana dengan lapang dada.
Film ini banyak menceritakan
tentang kebudayaan Kutai, termasuk adanya festival Erau yang berisi tentang
berbagai tarian kebudayaan dari Kutai, namun terdapat juga tarian dari berbagai
negara seperti Mesir, Columbia, Korea Selatan dan lain-lain. Festival Erau
dilakukan di sebuah lapangan besar yang menyerupai stadion dengan sebuah
panggung besar untuk menampilkan tarian dari berbagai negara. Di dalam film
tersebut juga terdapat tradisi dimana masyarakat saling siram-menyiram air di
jalanan yang disebut dengan Belimbur.
Ada beberapa nilai positif
dan negative yang dapat diambil dari film ini. Nilai negatifnya antara lain
adalah sifat Rido yang merupakan sahabat Reza yang terlalu materialistis dan
mengambil kesempatan untuk membantu orang lain dengan upah yang sudah
ditentukan olehnya. Ibunya Reza-pun bersikap seperti terlalu memaksakan
kehendaknya pada Reza, ia memang menginginkan masa depan yang cerah untuk
anaknya tapi hal tersebut malah membuat Reza merasa terkekang.
Sedangkan nilai positif yang
dapat diambil adalah sifat Reza yang lebih mementingkan kemauan ibunya
dibandingkan kemauan dirinya sendiri, terbukti dengan pendidikan yang ia tempuh
sesuai dengan kemauan ibunya, meskipun sampai akhir film Reza masih menolak
untuk bekerja di rumah sakit. Reza juga merelakan Kirana pergi karena ibunya
tidak merestui hubungan mereka padahal jelas-jelas di film tersebut digambarkan
bahwa Reza memiliki ketertarikan terhadap Kirana, begitupun sebaliknya. Reza
juga tetap bersikeras untuk menjaga budaya desanya dibanding bekerja di kota,
hal tersebut jarang berlaku di masa sekarang mengingat banyak kaum muda yang
datang dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan.