Minggu, 20 Desember 2015

Tugas IBD: Review Film Kebudayaan (Erau Kota Raja)


Erau Kota Raja menceritakan tentang seorang jurnalist asal Jakarta yang bernama Kirana, dia datang ke Kutai Tenggarong untuk meliput tentang budaya, alam dan kehidupan sosial disana. Liputannya bertepatan dengan pesta adat Erau yang merupakan pesta terbesar di daerah Kutai. Seperti film Indonesia lain yang dibumbui dengan adegan percintaan, film inipun tidak luput dengan adegan percintaan segi empat. Kirana yang menganggap pekerjaannya lebih penting dari jodoh berusaha mengabaikan Donnie yang jelas-jelas menganggap Kirana special. Donnie yang merupakan personil band rela menyusul Kirana dari Jakarta sebelum konsernya hanya untuk memberikan tiket konser VVIP langsung kepada Kirana namun ditolak dengan alasan masih ada sesuatu yang harus diliputnya. Di sisi lain, Kirana mulai menunjukkan ketertarikannya pada seorang pemuda lokal yang bernama Reza. Reza adalah seorang sarjana kedokteran yang bekerja sebagai koordinator kebudayaan di daerahnya. Ibunya selalu memaksa Reza bekerja di rumah sakit di kota, namun Reza bersikukuh ingin tinggal di desanya untuk tetap menjaga kebudayaan yang mereka miliki. Reza yang hanya tinggal berdua dengan ibunya ternyata sudah dijodohkan dengan gadis pilihan ibunya yaitu Aliya. Ibu Reza sangat menentang hubungan Reza dengan Kirana, sehingga dengan berbagai cara berusaha menjauhkan Reza dengan Kirana termasuk menyuruh Kirana tidak lagi menemui Reza secara langsung. Tidak seperti film pecintaan lainnya, film ini tidak mengambil ending yang berbahagia. Ending dari film ini adalah Kirana yang kembali ke Jakarta karena menyadari bahwa Reza lebih memprioritaskan ibunya dan Reza yang melepas kepergian Kirana dengan lapang dada.

Film ini banyak menceritakan tentang kebudayaan Kutai, termasuk adanya festival Erau yang berisi tentang berbagai tarian kebudayaan dari Kutai, namun terdapat juga tarian dari berbagai negara seperti Mesir, Columbia, Korea Selatan dan lain-lain. Festival Erau dilakukan di sebuah lapangan besar yang menyerupai stadion dengan sebuah panggung besar untuk menampilkan tarian dari berbagai negara. Di dalam film tersebut juga terdapat tradisi dimana masyarakat saling siram-menyiram air di jalanan yang disebut dengan Belimbur.

Ada beberapa nilai positif dan negative yang dapat diambil dari film ini. Nilai negatifnya antara lain adalah sifat Rido yang merupakan sahabat Reza yang terlalu materialistis dan mengambil kesempatan untuk membantu orang lain dengan upah yang sudah ditentukan olehnya. Ibunya Reza-pun bersikap seperti terlalu memaksakan kehendaknya pada Reza, ia memang menginginkan masa depan yang cerah untuk anaknya tapi hal tersebut malah membuat Reza merasa terkekang.

Sedangkan nilai positif yang dapat diambil adalah sifat Reza yang lebih mementingkan kemauan ibunya dibandingkan kemauan dirinya sendiri, terbukti dengan pendidikan yang ia tempuh sesuai dengan kemauan ibunya, meskipun sampai akhir film Reza masih menolak untuk bekerja di rumah sakit. Reza juga merelakan Kirana pergi karena ibunya tidak merestui hubungan mereka padahal jelas-jelas di film tersebut digambarkan bahwa Reza memiliki ketertarikan terhadap Kirana, begitupun sebaliknya. Reza juga tetap bersikeras untuk menjaga budaya desanya dibanding bekerja di kota, hal tersebut jarang berlaku di masa sekarang mengingat banyak kaum muda yang datang dari desa ke kota untuk mencari pekerjaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar